BREAKING NEWS

Selasa, 27 Mei 2014

KATA BIJAK MUTIARA IMAM JA'FAR AS-SHODIQ


Ja'far ash-Shadiq (Bahasa Arab: جعفر الصادق), nama lengkapnya adalah Ja'far bin Muhammad bin Ali bin Husain bin Ali bin Abu Thalib, adalah Imam ke-6 dalam tradisi Islam Syi'ah. Ia lahir di Madinah pada tanggal 17 Rabiul Awwal 83 Hijriyah / 20 April 702 Masehi (M), dan meninggal pada tanggal 25 Syawal 148 Hijriyah / 13 Desember 765 M.

Imam Ja'far yang juga dikenal dengan julukan Abu Abdillah dimakamkan di Pekuburan Baqi', Madinah. Ia merupakan ahli ilmu agama dan ahli hukum Islam (fiqih). Aturan-aturan yang dikeluarkannya menjadi dasar utama bagi mazhab Ja'fari atau Dua Belas Imam; ia pun dihormati dan menjadi guru bagi kalangan Sunni karena riwayat yang menyatakan bahwa ia menjadi guru bagi Abu Hanifah (pendiri Mazhab Hanafi) dan Malik bin Anas (pendiri Mazhab Maliki). Perbedaan tentang siapa yang menjadi Imam setelahnya menjadikan mazhab Ismailiyah berbeda pandangan dengan mazhab Dua Belas Imam.

 Beliau merupakan anak sulung dari Muhammad al-Baqir, sedangkan ibunya bernama Fatimah (beberapa riwayat menyatakan Ummu Farwah) binti al-Qasim bin Muhammad bin Abu Bakar. Melalui garis ibu, ia dua kali merupakan keturunan Abu Bakar, karena al-Qasim menikahi putri pamannya, Abdullah bin Abu Bakar. Ia dilahirkan pada masa pemerintahan Abdul-Malik bin Marwan, dari Bani Umayyah.
{wikipedia}

KATA BIJAKMUTIARA IMAM JA'FAR AS-SHODIQ


Seorang laki-laki seringkali mendatangi Imam Ja‘far, kemudian dia tidak pernah lagi datang. Tatkala Imam menanyakan keadaannya, seseorang menjawab dengan nada sinis, “Dia seorang penggali sumur.” Imam membalasnya, “Hakekat seorang lelaki ada pada akal budinya, kehormatannya ada pada agamanya, kemuliannya ada pada ketakwaannya, dan semua manusia sama-sama sebagai Bani Adam.”
“Hati-hatilah terhadap orang yang teraniaya, karena doanya akan terangkat sampai ke langit.”

“Ulama adalah kepercayaan para rasul. Dan bila kau temukan mereka telah percaya pada penguasa, maka curigailah ketakwaan mereka.”
“Tiga perkara dapat mengeruhkan kehidupan: Penguasa zalim, Tetangga yang buruk, dan Perempuan pencarut. Dan tiga perkara yang tidak akan damai dunia ini tanpanya, yaitu: Keamanan, Keadilan, dan kemakmuran.”

“Waspadalah terhadap tiga orang: Pengkhianat, Pelaku zalim, dan Pengadu domba. Sebab, seorang yang berkhianat demi dirimu, ia akan berkhianat terhadapmu dan seorang yang berbuat zalim demi dirimu, ia akan berbuat zalim terhadapmu. Juga seorang yang mengadu domba demi dirimu, ia pun akan melakukan hal yang sama terhadapmu.”
“Tiga manusia sumber kebaikan: Manusia yang mengutamakan diam (tidak banyak bicara), Manusia yang tidak melakukan ancaman, dan Manusia yang banyak berzikir kepada Allah.”

“Sesungguhnya puncak keteguhan adalah tawadhu’.” Salah seorang bertanya kepada Imam, “Apakah tanda-tanda tawadhu’ itu?” Beliau menjawab, “Hendaknya kau senang pada majlis yang tidak memuliakanmu, memberi salam kepada orang yang kau jumpai, dan meninggalkan perdebatan sekalipun engkau di atas kebenaran.

Terima kasih anda telah berkunjung.

Share this:

Posting Komentar

 
Back To Top
Distributed By Blogger Templates | Designed By OddThemes